Negara Kuras Miliaran Rupiah Atasi Dampak Lingkungan

Minggu, 12 Februari 2012

BLANG PIDIE - Puluhan hektare hutan di bekas lokasi pertama rencana Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Aceh Barat Daya (Abdya) di Desa Gunung Samarinda Kecamatan Babah Rot, ditebang tanpa menyisakan sebatang pohon.

Pantauan The Atjeh Post di lokasi pada Sabtu 11 Februari 2012, jika hujan tanah di bekas hutan itu menjadi lumpur dan mengalir hingga menutupi sekitar 120 meter badan jalan nasional Blangpidie-Banda Aceh.

Ketinggian lumpur bisa mencapai di atas tiga meter sehingga sulit dilalui kenderaan bermotor. Selain lumpur di badan jalan juga tampak batang-batang kayu sisa pembakaran hutan yang mengelinding akibat dibawa arus banjir beberapa waktu lalu.

Tampak juga bangunan tanggul pengaman tebing guna menahan terjangan lumpur yang akan menutupi badan jalan nasional itu yang baru saja selesai dikerjakan.

Informasi yang berhasil dihimpun The Atjeh Post menyebutkan kalau pembangunan talud penahan tebing itu didanai dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2011 dengan total anggaran Rp1.109 milliar dan dikerjakan oleh CV Detra Dela Utama dari Banda Aceh.

“Tapi anehnya yang kami ketahui proyek ini diajukan dengan nama kegiatan bencana alam. Padahal yang pasti ini adalah akibat dari perencanaan yang tidak matang dalam pembangunan PKS Abdya,” kata RS Darmansyah, anggota DPRK Abdya di lokasi tersebut.

Dalam perencanaan awal, kata Darmansyah, lokasi pembangunan PKS Abdya memang ditunjuk di Gunung Samarinda, Babah Rot. "Saat dilakukan pematangan lahan oleh Pemkab Abdya melalui rekanan pemenang tender untuk pematangan lahan dilakukan penebangan hutan secara membabi buta dan juga meratakan tanah dengan menggunakan alat berat," ujar Darmansyah.

Tapi, kata Darmansyah, saat pematangan lahan hampir rampung dan di lokasi juga sudah mulai dibangun perumahan karyawan, perkantoran, pagar, serta peletakan batu pertama oleh Bupati Akmal Ibrahim, terjadi sengketa antara Pemkab Abdya dengan pemilik lahan dalam hal pembayaran.

Karena tidak menemui titik temu, Pemkab Abdya memindahkan lokasi PKS ke lokasi baru di Desa Lhok Gayo, Babah Rot. “Padahal izin di lokasi ini sudah final, sementara izin di lokasi baru masih dipertanyakan,” ujar Darmansyah.

Kini, kata dia, akibat erosi itu negara kembali harus menguras dana miliaran rupiah untuk mengatasi dampak lingkungan yang ditimbulkan. "Setelah sebelumnya negara juga harus mengeluarkan dana Rp30 miliar guna membangun PKS Abdya. Artinya negara menderita kerugian dua kali akibat dari perencanaan yang tidak matang dalam pembangunan PKS Abdya,” ujar Darmansyah.

Pernyataan Darmansyah juga diperkuat Irfan Faisal, Pj Ketua Komisi Nasional Pengawasan Aparatur Negara Abdya, kepada The Atjeh Post, Sabtu 11 Februari 2012. Irfan mengatakan kalau perencanan pembangunan PKS Abdya dilakukan oleh yang bukan ahlinya dan hanya bersifat “cilet-cilet”.

Akibatnya kata Irfan, negara harus menanggung kerugian besar. “Dalam konsep penyelenggara negara, apapun ceritanya negara tidak boleh dirugikan, bila negara menderita kerugian akibat perencanaan yang tidak matang, maka ini akan jadi sebuah kasus besar dan pihak berwajib diminta untuk segera mengusut masalah ini,” katanya.

Sumber lain yang ditemui The Atjeh Post di lokasi, Agam, menjelaskan pembangunan proyek tanggul pengaman tebing yang didanai dari APBN 2011 itu memakai nama kegiatan peningkatan struktur jalan atau rekonstruksi Jalan Blang Pidie dengan nomor kontrak Ku.08.08/Br.A3/159/APBN/2011 dengan volume kerja sepanjang 84 meter.

“Kedalaman tanggul yang kita kerjakan yakni 2,3 meter, tebal 2,2 meter dan tinggi dari dasar 4,5 meter,” kata Agam yang juga merupakan salah seorang pekerja pada pembangunan tanggul beberapa waktu lalu.

Terkait masalah itu, Khairuddin, Penanggung Jawab CV Detra Della Utama yang coba dimintai keterangan oleh belum memberikan tanggapan apapun. Telepon seluler yang biasa digunakan tidak aktif.

Demikian juga dengan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan selaku penanggung jawab kegiatan pembangunan PKS Abdya sampai berita ini diturunkan tidak mau memberikan tanggapan apapun. Beberapa kali dihubungi ke ponselnya yang bersangkutan tidak mau mengangkat telepon meskipun panggilan terhubung. Pesan pendek yang dikirimkan juga tidak mendapat balasan.

Sumber: Atjehpost.com
Share this article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat All Rights Reserved.
Template Design by team Lembaga dot us | Published by team Lembaga dot us | Powered by Blogger.com.